Sabtu, 12 Januari 2008

REKOR PECAH!!!!!!


OLIVER KAHN JAGOANKU!!!!!!

OLIVER KAHN

Rekor Pecah


BERLIN - Rekor kiper terbaik Piala Dunia 2002 asal Jerman Oliver Kahn yang sebelumnya tidak pernah kebobolan selama 800 menit, akhirnya pecah juga. Pemain yang mampu menjebolkan bola ke gawang Kahn adalah Naohiro Takahara saat klub yang diperkuat Kahn, FC Hollywood Bayern Muenchen versus Hamburg SV di arena Bundesliga 2002/2003 yang berakhir imbang 1-1 di Stadion Olympic Muenchen, Minggu (9/2).

Takahara, pemain yang direkrut Hamburg dari klub juara Liga Jepang (Liga-J) Jubilo Iwata pada pertengahan musim kompetisi ini, menghancurkan rekor Kahn sekaligus mementahkan keunggulan Muenchen. Gol yang dicetaknya pada menit ke-90, menyelamatkan Hamburg dari kekalahan dan mereka berhasil memaksa Muenchen bermain imbang 1-1. Gol Muenchen sebelumnya dicetak Claudio Pizzaro di menit ke-11.

Gol yang dicetak Takahara itu bukan hanya membuat kesal Kahn tetapi juga sang pelatih Muenchen Ottmar Hitzfeld. "Terus terang, saya sangat kecewa dengan lahirnya gol Takahara yang terjadi di saat injury time. Seharusnya gol itu tidak menggagalkan keunggulan kami, kalau saja kami bisa unggul 2-0 lebih dahulu," ujar dia.

Sementara bagi Kahn sendiri, pecahnya rekor itu bukanlah masalah meskipun kiper berambut pirang ini sebelumnya ingin membuat rekor gawagnya tidak pernah kebobolan dalam 1.000 menit.

Kalau saja dalam pertandingan ini gawang Kahn tidak kebobolan, dia berpeluang mencapai targetnya itu dari pertandingan Piala Jerman. "Saya sebelumnya yakin bisa membuat rekor 1.000 menit tidak kebobolan. Tetapi, impian itu sirna oleh Takahara," kata kiper yang sebelumnya pernah mencatat rekor selama 736 menit tidak pernah kebobolan. (Rtr/F-4)

BioData

Nama: Oliver Kahn

Tempat Lahir: Karlsruhe, Jerman

Tanggal Lahir: 15 Juni 1969

Tinggi: 188 cm Berat: 90 kg

Klub: Bayern Muenchen (Jerman).

Rabu, 24 Oktober 2007

Belajar CARA Bermain

Belajar Cara Bayern Muenchen

Madrid, Selasa

Bayern Muenchen bukan saja mencetak sejarah dengan menumbangkan Real Madrid di Santiago Bernabeu, namun sekaligus mengirim pesan kepada seluruh tim perdelapan finalis Piala Champions 1999-2000 bahwa mereka paling layak memenangi gelar juara musim ini. Hari Selasa (29/2), runners-up musim lalu itu unjuk kekuatan dengan menumbangkan Real Madrid, 4-2 (3-1), di pertandingan Grup C.

Ini adalah kemenangan pertama klub Jerman di Santiago Bernabeu, stadion angker kandang Real Madrid yang selalu menelan korban klub-klub tamu.

Bukan kemenangan dan catatan sejarah semata yang diperoleh Stefan Effenberg dan kawan-kawan malam itu. Bayern menunjukkan bahwa sepak bola Jerman di masa mendatang harus dimainkan dengan cara mereka. Di Bernabeu, praktis tak ada lagi gaya klasik sepak bola Jerman yang suka berlama-lama memainkan bola di lapangan tengah.

Sejak menit pertama, Bayern yang baru saja merayakan hari jadi ke-100, bermain super agresif. Tak peduli di kandang lawan, mereka langsung menyerang. Saat memegang bola, semua pemain mendukung, dan saat kehilangan bola, semua pemain mundur bertahan.

"Tim nasional Jerman harus mempelajari cara bermain kami, sebab harapan sepak bola Jerman adalah Bayern Muenchen," kata kapten Effenberg yang menyumbang satu gol di Bernabeu.

Bintang yang pernah bersumpah tak mau lagi membela tim nasional Jerman itu menambahkan, tim nasional Jerman harus mengamati gaya permainan Bayern yang sangat agresif dan stylist, terutama di 45 menit babak pertama.

"Mereka harus membuat rekaman video dan mencoba melakukan hal yang sama," tambah Effenberg.

Presiden klub Bayern, yang juga legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbauer, menambahkan, dia tak pernah melihat permainan sepak bola seperti yang ditunjukkan Bayern di Bernabeu. "Apakah Anda pernah melihat hal sedemikan hebat? Saya belum. Mungkin ada di masa saya main," kata Beckenbauer sembari mengisap sebatang cerutu besar.

Dengan kemenangan ini, Bayern selain membuka lebar peluang ke babak perempat final juga masih menjadi favorit terkuat merebut juara Bundesliga.

Kontras dengan tim nasional Jerman yang terseok-seok sejak gagal total di Piala Dunia 1998. Tim Panser yang mendominasi sepak bola dunia dalam 10 tahun terakhir, kini masih tetap berjuang menemukan bentuk terbaiknya.

Sementara itu meski kalah, Real Madrid yang juga menunjukkan permainan menawan, mendapat pujian dari kalangan media massa yang biasanya sangat kejam.

"Kalah, tetapi Real Madrid keluar lapangan dengan kepala tegak," tulis harian olahraga terkemuka, Marca.

Pertahanan rapuh

Di Santiago Bernabeu, di luar dugaan tuan rumah Real Madrid tampil sangat gugup di 10 menit pertama. Dan, yang paling mencelakakan adalah buruknya kerja sama di lini belakang. Dalam lima menit pertama saja, ujung tombak Bayern, Paolo Sergio memperoleh tiga peluang emas.

Bayern sendiri sangat jeli memanfaatkan kendali permainan yang langsung mereka rebut sejak menit pertama. Effenberg dan kawan-kawan sama sekali tak memberi kesempatan Real mengkoordinir serangan dan merapatkan pengawalan begitu pemain-pemain Real melewati garis tengah.

Permainan menawan yang diperagakan gelandang Hasan Salihamidzic, bek sayap Bizente Lizarazu dan ujung tombak Giovane Elber, semakin membuat Bayern mendominasi permainan.

Buruknya koordinasi lini belakang Real akhirnya memetik malapetaka menit ke-21 setelah penyerang Bayern Mehmet Scholl terlepas sendirian dan mengecoh kiper Iker Casillas. Empat menit kemudian, Effenberg mengecoh Casillas melalui tendangan bebas ke tiang dekat.

Real kemudian bangkit dan mempertipis ketinggalan melalui sundulan Fernando Morientes menit ke-25, sebelum Thorsten Fink memperbesar keunggulan Bayern, 3-1, melalui sebuah gol indah.

Di awal babak kedua, Real sempat bangkit setelah Raul Gonzalez mempertipis ketinggalan menjadi 3-2. Namun Bayern kembali meneguhkan dominasinya lewat gol Paolo Sergio.